MORO PHILIPINES JIHAD
------------------------------
Haji Murad Ebrahim Pimpinan Moro Islamic Liberation Front (MILF) ------------------------------
Di tempat yang tak bisa disebutkan namanya, Sabili bertemu dengan pimpinan tertinggi kelompok perjuang Muslim Mindanao. Hampir selama lima jam, Sabili mendapat kesempatan untuk berbincang dan melakukan wawancara. Haji Murad Ebrahim, Pimpinan Moro Islamic Liberation Front, ditemani oleh Abu Sharif, Ketua Departemen Luar Negeri MILF, bercerita panjang lebar tentang perjuangan Muslim Mindanao.
“Mungkin perjuangan yang kami lakukan adalah perjuangan menuntut kemerdekaan yang paling lama dalam sejarah bangsa-bangsa,” ujar Haji Murad. Bisa jadi demikian, karena sampai hari ini Muslim Mindanao masih merasa terjajah.
Bapak dari dua orang putra ini menjadi pimpinan tertinggi MILF setelah Ustadz Salamat Hashim meninggal dunia pada 13 Juli 2003 silam. Naiknya Haji Murad menggantikan Ustadz Salamat Hashim digunakan sebagai alasan oleh pihak tertentu untuk memecah belah persatuan MILF. Ustadz Salamat Hashim adalah seorang ulama dan guru agama, sementara Haji Murad Ebrahim adalah seorang komandan lapangan.
“Mereka mengadu domba kami, ada yang mengatakan bahwa saya bukan seorang ulama, karenanya tidak bisa diterima sebagai pemimpin tertinggi. Tapi semua itu tidak akan berhasil, insya Allah. Kami berjuang untuk cita-cita umat Islam, bukan untuk kepentingan pribadi,” tegas Haji Murad, demikian ia biasa disapa.
Menjadi seorang pimpinan MILF sama saja dengan mendeklarasikan kontrak mati. Mesti tak secara resmi disebutkan menjadi target pembunuhan, Haji Murad mengakui usaha-usaha untuk mengeliminasi dirinya terus saja terjadi.
“Jika saya mati, perjuangan ini akan terus hidup. Sebab kami telah memiliki sistem dan juga kaderisasi, tak hanya bergantung pada satu individu. Perjuangan ini panjang, dan belum terlihat ujung jalannya,” tuturnya sambil minum teh di pagi hari.
Mengenakan peci yang mirip dengan songkok Indonesia, baju safari warna abu-abu, Haji Murad berbincang ramah. Ia menyampaikan aspirasi Muslim Mindanao yang berharap bantuan dan pembelaan dari saudara-saudara Muslim yang lainnya.
Berikut petikan wawancaranya:
Seperti apa usaha pemerintah Filipina dalam menghabisi Muslim Mindanao?
Perlawanan sporadis masih terus ada di Mindanao. Terakhir terjadi di daerah Lanao, dan sebagian di Provinsi Maguindanao, juga Basilan. Operasi militer besar-besaran digelar untuk mencari komandan MILF.
Apa masalah yang dihadapi Muslim Mindanao?
Mereka mengusir dan merampas tanah kaum Muslimin. Dan hal itu terus terjadi. Mereka membombardir kawasan kami. Mereka menggunakan artileri dan serangan udara. Hampir saja orang-orang di seluruh provinsi terusir. Pertengahan Agustus tahun lalu, menurut data 600.000 penduduk terusir dari rumah dan tanah mereka. Inilah strategi mereka menjajah kami. Intinya adalah menjajah umat Islam. Butuh usaha keras melawan mereka, karena terlatih membantai umat Islam.
Keadaan rakyat Mindanao sekarang?
Kami menghadapi situasi genting sekarang ini. Terutama berhadapan dengan kepemimpinan Manila. Bukan hanya para pemerintah, tapi juga para elite politiknya, dan semua yang terlibat dalam pemerintahan. Ini adalah perjuangan tanpa henti. Kecuali jika mereka memberikan solusi yang benar buat menyelesaikan masalah ini. Yang kami inginkan adalah orang-orang Moro dapat kembali hidup memperbaiki daerahnya dan menjaga tanah kelahirannya. Hanya itu solusi satu-satunya.
Apakah rakyat Filipina juga memberi dukungan pada Bangsa Moro?
Hingga saat ini, kami tidak melihat orang-orang Filipina menyuarakan aspirasi kami. Inilah masalah yang kami hadapi sekarang ini. Yang kami lakukan sekarang ini adalah mempersiapkan generasi yang akan meneruskan perjuangan ini. Dalam pandangan kami sendiri, kami akan berusaha mendapatkan apa yang belum kami dapat. Kami harus kuat dalam berbagai aspek. Kami harus terus bertahan hidup.
Berapa kelompok yang terlibat dalam konflik Mindanao?
Sangat banyak. Masing-masing kelompok mencoba memanfaatkan dan mengais keuntungan dari konflik Mindanao. Ada tiga kelompok yang terlibat, termasuk di dalamnya gereja, para pebisnis dan politikus. Kalau ada yang keempat maka masuk di dalamnya militer. Merekalah yang memanipulasi situasi, sekaligus mengambil keuntungan. Mereka membuat Mindanao terus bergolak, dengan begitu proyek-proyek keamanan terus saja mengalir dan korupsi terus terjadi.
Jika militer terlibat dalam praktik korupsi, situasi akan semakin gawat, karena mereka menguasai senjata….
Betul, itulah yang terjadi. Dari para petinggi militer yang korup itulah senjata-senjata ilegal beredar. Mereka memperjual-belikan senjata pada siapa saja yang mampu membayar. Termasuk kepada kami. Korupsi ini tidak saja terjadi pada militer, tapi yang lebih parah juga terjadi di wilayah politik. Proses demokratisasi penuh manipulasi di Filipina. Bagaimana tidak, seorang pemilih harus menghafal setidaknya 30 nama calon dan menuliskan sendiri nama-nama tersebut dalam surat suara. Di sinilah manipulasi dan kecurangan kerap terjadi. Di satu wilayah, partai penguasa bisa menang 100 persen tanpa ada satupun suara untuk kekuatan oposisi. Ternyata, penguasa wilayah tersebut memperjual-belikan suara agar dipilih untuk berkuasa di wilayah yang sama pada periode berikutnya. Di Filipina jika ingin kaya, Anda harus menjadi salah satu dari dua profesi. Jadi politisi atau jadi bandar narkoba.
Bagaimana perhatian dunia internasional?
Mereka menunjukkan ketertarikan aktif terhadap masalah Mindanao. Sudah banyak orang Eropa datang ke Mindanao. Begitu juga Amerika dan Jepang. Mereka menduga situasi Mindanao sangat produktif dan menjadi tempat perkembangbiakan terorisme. Manila telah berhasil menyulap isu Mindanao ini menjadi isu terorisme. Sebetulnya mereka mendukung proses perdamaian, tapi sayangnya, Gloria Arroyo tidak menghendaki demikian.
Benarkah Arroyo pernah meminta bantuan George Bush untuk menyelesaikan masalah Mindanao?
Sebenarnya, pemerintah Filipina sangat bergantung kepada Amerika. Karena itulah, pada kepemimpinan baru Amerika ini, kami berharap Amerika bisa memberikan tekanan pada pemerintah Filipina untuk melanjutkan proses damai. harus memberikan tekanan kepada pemerintahan Filipina. Tapi saya rasa Amerika tidak menekan pemerintah Filipina dengan sungguh-sungguh. Sebab mereka sendiri punya strategi. Mereka menyediakan konsultan dan penasihat militer untuk Filipina, juga peralatan militer di Mindanao. Bahkan sekarang, helikopter Amerika sering masuk ke daerah Mindanao, padahal sebelumnya tidak. Sebenarnya, pada awalnya Amerika mendukung proses damai. Tapi pada akhirnya menolak revolusi Mindanao. Strategi yang mereka ajukan adalah menjatuhkan pemberontak.
Mana yang lebih baik bagi Moro: otonomi atau merdeka?
Rakyat Moro pernah mengajukan keinginan untuk merdeka, memiliki negara sendiri. Tapi sekarang mereka pada umumnya menyadari bahwa ada pilihan lain untuk menjadi bagian dari pemerintah. Karena itu kami mencoba mengimbangi dengan isu kedaulatan dan hidup dalam batas teritorial yang ada. Kami akan sangat berharap terwujudnya kesepakatan Memorandum of Agreement of Ancestral Domain (MOA-AD). Dengan begini kami bisa Karena mengkompromikan aspirasi untuk merdeka. Pemerintah Filipina juga bisa memberikan keputusan sendiri bagi Bangsamoro. Kami memiliki aspirasi kemerdekaan, tapi kami juga mempertimbangan keputusan pemerintah untuk kami. Setelah itu akan kami padukan. MOA-AD adalah aspirasi seluruh Bangsamoro, bukan saja keinginan MILF.
Apa hubungan MILF dengan kelompok Abu Sayyaf?
Ketika mengunjungi Maroko, kami mengatakan asal kami, Moro, mereka langsung memberikan respon, Abu Sayyaf ya. Mereka tidak mengerti masalah Moro, mereka menganggap kami kelompok pengacau dan jaringan teroris. Padahal tidak demikian. Grup mereka itu menculik, merampok untuk mendapatkan uang. Kadang uang itu dipakai membeli narkotika. Dengan mudah mereka bisa mendapatkan senjata api, termasuk yang tercanggih sekalipun. Mereka bisa mendapatkannya dari tentara Filipina. Korupsi pemerintahan Filipina terlalu parah. Militer Filipina sekarang menjadi masalah di Mindanao, karena mereka terlalu banyak menghabiskan anggaran. Tidak heran bila anggaran mereka membengkak. Pada akhirnya mereka menjual senjata.
Bagaimana Anda menetralisir imej teroris ini?
Sebenarnya, dengan kelompok Abu Sayyaf, sepanjang kepemimpinan Abdurrazak Janjalani kami punya kesepahaman. Tapi setelah dia meninggal, kelompok Abu Sayyaf tidak lagi memiliki kendali, hilang sudah rantai organisasi. Mereka mengambil keuntungan dari sentimen Bangsa Moro. Begitulah mereka bisa terus bertahan meski tanpa organisasi. Tapi keberadaan kelompok ini di Mindanao pun terbatas, mereka tidak bisa memasuki kawasan MILF. Tapi kami tahu, ada beberapa oknum militer bekerja sama dengan oknum kelompok Abu Sayyaf. Cukup aneh memang. Ketika Amerika tahu hal ini, mereka akhirnya tidak terlalu percaya dengan pasukan militer Filipina.
Bagaimana dengan semangat jihad dalam diri umat Islam Mindanao?
Ada bagian khusus yang mengurus masalah ini. Kami memiliki komite dakwah, juga ada bidang pendidikan, informasi dan propaganda. Semuanya berhubungan dalam mempertahankan spiritual dan kekuatan politik bangsa Moro. Dengan begitulah kita bertahan. Kami tahu ada saja yang tidak senang, tapi kami mencoba untuk menghilangkannya. Caranya mengubah sentimen mereka menjadi semangat berjuang. Kalau tidak begitu, orang-orang akan berbuat seenaknya melawan pemerintah Filipina yang terus memusuhi mereka. Kami punya departemen khusus yang menangani ini. Mereka merasa menjadi bagian perjuangan ini, karena itulah kita selalu mempromosikan urusan sosial kepada mereka.
Sejak kapan milisi Kristen merampas tanah Bangsa Moro?
Sejak tahun 1950, mulailah datang imigran Kristen. Mereka enak sekali, sebelum datang ke Mindanao mereka sudah mengetahui letak tanah mereka. Semua itu sudah ditentukan di Manila. Mereka sudah mengetahuinya dengan peta. Imbasnya kita yang merasakan, umat Islam. Kita semakin tersingkirkan. Pada tahun 1968 mereka membentuk pasukan bernama ILLAGA (Ilonggo Land Grabbing Association). Mereka memotong dan memakan telinga korban Muslim. Orang-orang ketakutan. Umat Islam dievakuasi dari daerah ini.
Apa kesepakatan MILF dengan pemerintah Filipina?
Militer Filipina yang menjadi masalah. Mereka selalu mempertahankan situasi konflik Mindanao. Mereka memanfaatkan situasi ini. Karena itu situasi menjadi kacau, tidak ada perdamaian. Situasi ini juga sama dengan yang terjadi di Thailand Selatan. Apa yang kami curigai sebelum menandatangani MOA-AD, mengapa harus terlebih dahulu diberikan kepada militer. Setelah itu militer memberikannya kepada masyarakat, memerintahkan mereka untuk tidak menyetujui nota kesepahaman ini.
Kami sudah mengusahakan kesepakatan ini sejak 10 tahun lalu. Kami pertama kali mengusahakan perundingan dengan pemerintah tahun 1997, semasa kepemimpinan Presiden Ramos. Kemudian berlanjut saat kepresidenan Joseph Estrada. Situasi kembali memanas saat Estrada mengumumkan perang pada MILF tahun 2000. Saat Gloria Macapagal Arroyo, mulailah proses perdamaian dibuka kembali. Dia meminta Malaysia untuk memfasilitasi perdamaian 2001 lalu. Sejak itulah kita sibuk dengan perundingan-perundingan serius, di Malaysia juga Libya.
Adakah kesepakatan damai?
Sebenarnya kami semangat optimis untuk damai. Tapi setelah para pemimpin politik umat Islam datang ke Nur Misuari, pemimpin MNLF, mereka mulai menjaga jarak lagi dengan MILF. Termasuk ketika akan menandatangani MOA-AD, ada politikus yang tadinya sudah sepakat tapi akhirnya menarik diri. Saya merasa mereka berbohong. Pemecahan masalah memang ada pada proses perdamaian. Tapi itu tidak akan tercapai jika tidak ada komponen pendukungnya. Karena itu kita juga harus memperkuat organisasi kita. Tapi kami yakin itu bisa terwujud dengan perundingan politik. Kami berkomitmen kepada perundingan. Inilah cara memilah-milah pemerintah: antara pendukung perundingan dengan yang tidak.
Apakah pemerintah Filipina tidak menghendaki perdamaian?
Mereka tidak menghendaki masalah Mindanao menjadi perhatian internasional. Mereka mengalihkan isunya menjadi isu terorisme. Jika isu Mindanao ini menjadi isu terorisme, maka semua dunia akan memberi perhatian dan memihak pemerintah Filipina. Semua pihak akan memberikan bantuan dan memberikan perhatian.
Negeri-negeri Muslim adalah negeri yang kaya. Bagaimana dengan Mindanao?
Mindanao adalah wilayah yang paling kaya di Filipina. Bumi kami kaya dengan mineral, hasil pertanian dari tanah yang subur. Tapi sampai hari ini kami tidak pernah merasakan. Rakyat Mindanao tidak pernah menikmatinya. Contohnya Kayu. Wilayah kami adalah penghasil Kayu terbesar di Filipina, semua hasilnya diboyong untuk Manila. Rakyat kami miskin dan terpinggirkan, pendidikan mereka terbengkalai dan tidak diperhatikan, padahal tanah mereka kaya dan melimpah hasilnya. Di Mindanao sangat mudah mencari dan menandai mana wilayah Muslim. Cari saja wilayah paling miskin, paling kumuh dan paling terbelakang, pasti wilayah Muslim. Mereka tinggal di pengungsian dan kesehatan mereka buruk. Wajar saja jika rakyat Mindanao marah dan tidak puas pada keadaan mereka.
Apakah MILF dicintai dan didukung rakyat?
Insya Allah, karena kami berbuat sesuatu untuk mereka dan membela mereka. Kami menyediakan pendidikan untuk mereka. Ustadz-ustadz dan guru mengajar mereka dan menyediakan pendidikan untuk anak-anak. Masyarakat menyatu dengan kami, karena itu pula masyarakat Mindanao melindungi para pejuang. Mereka tidak memberikan keterangan, mereka tidak memberi tahu tempat persembunyian dan macam-macam. Karena mereka tahu kami memperjuangkan kebenaran. Tapi hasilnya adalah, militer menghukum mereka dengan membakar dan menyerang rumah penduduk sipil.
Apa komitmen Anda pada kaum Muslimin?
Visi kami adalah mendirikan sebuah sistem yang baik dan adil untuk kehidupan yang lebih bermartabat. Sistem pemerintahan di Filipina sangat buruk, sampai-sampai ada idiom, jika seorang malaikat pun ditempatkan di dalam sistem pemerintahan Filipina, dia akan berubah menjadi setan.
Kalau begitu, bagaimana kami bisa yakin Anda tidak akan menjadi setan berikutnya?
Insya Allah tidak. Kita harus mengganti sistemnya, bukan hanya orangnya. Karena itulah kita memerlukan otoritas yang kuat agar sistemnya bisa berubah. Dalam klausul MOA-AD, salah satu yang kami tuntut adalah ini, agar bisa diputuskan lingkaran setan yang menyesatkan ini. Kami akan menyusun sendiri hukum untuk masyarakat kami, dengan begitu kami akan memerintah sendiri dengan sistem yang lebih baik. Jika sistem tidak lebih baik, saya sendiri tidak bisa menjadi kalau saya tidak akan jadi setan baru. Sistem harus diganti, itu tidak bisa ditawar. Sistem hari ini sangat korup. Politik menjadi bisnis di Filipina dan dikuasi kurang dari 300 keluarga tertentu yang sudah lama membangun nama dalam politik.
SOURCE
Tidak ada komentar:
Posting Komentar