Lembaga Pembela Anak-Anak Internasional (DCI) yang berbasis di Jenewa telah mengumpulkan 100 anak-anak Palestina yang mengatakan bahwa mereka dianiaya oleh para penculiknya (tentara Zionis).
Empat belas dari laporan tersebut mengatakan mereka mengalami pelecehan seksual atau diancam dengan kekerasan seksual untuk membuat mereka tertekan dan mengakui hal yang tidak mereka lakukan.
Koresponden Al Jazeera di Tepi Barat, Nour Odeh, bertemu dengan salah satu anak-anak, hanya diidentifikasi sebagai "N", yang mengatakan ia harus menjadi korban pelecehan seksual di tangan interogator.
Pejabat DCI mengatakan bahwa ketika mereka mengeluh kepada militer Israel mengenai penanganan mereka terhadap anak-anak itu, namun mereka (Israel) mengabaikannya dan menganggap laporan DCI tidak benar sama sekali.
Dan saat ini DCI telah mengajukan bukti-bukti itu kepada Bagian Keluhan Khusus PBB mengenai Penyiksaan untuk menyeret Israel ke pengadilan dan meningkatkan tekanan terhadap Israel untuk menghentikan tindakan tidak manusiawi mereka.
Saat ini ada 340 anak-anak Palestina di penjara-penjara Israel, kebanyakan dihukum karena melemparkan batu.
Militer Israel, dalam tanggapan tertulisnya, menolak tuduhan DCI, dan mengatakan penahanan anak di bawah umur yang dijalankan Israel konsisten dengan hukum internasional.
"Dugaan tentang kekerasan dalam interogasi harus ditinjau kembali," kata militer.
Bana Shoughry-Badarne, kepala departemen hukum dalam Komite Publik Anti Penyiksaan di Israel, mengatakan ada masalah besar di Israel. Negara Zionis ini, menurut Bana memiliki kekebalan hukum berkaitan dengan keluhan terhadap layanan keamanan yang mereka jalankan.
"Laporan terbaru kami, dari 2009, menunjukkan bahwa dari 600 keluhan terhadap pengadilan Israel, semuanya ditolak," katanya kepada Al Jazeera dari Yerusalem.
"Tidak ada satu pun investigasi kriminal dilakukan."
(althaf/alj/arrahmah.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar